Usangnya Tiki Taka Dilibas Tren Gegenpressing

Tiento.co.id – Sepak Bola adalah permainan yang tidak akan pernah berhenti. Dalam sekejap ide dan metodologi dapat berubah. Tiki-Taka sempat  menguasai dunia di era Pep guardiola bersama Barcelona dan direplikasi oleh timnas Spanyol di Euro dan Piala Dunia pada saat itu.

Tiki-Taka adalah taktik yang diadopsi di seluruh dunia. Gaya main berbasis penguasaan bola menjadi pedoman, tetapi sekarang tren telah bergeser. 

Setelah penguasaan bola dianggap sebagai kunci bagi tim untuk meraih kemenangan, sekarang gaya bermain menekan dengan intensitas tinggi menjadi panutan untuk hampir semua tim di Eropa.

Tiki-Taka yang dulu menjadi strategi yang mengerikan kini seakan sudah jarang sekali digunakan, bahkan untuk Barcelona sendiri, meski mengaku masih bermain dengan “DNA” yang sama tetapi jika melihat permainan barcelona sekarang tidak se tiki taka itu.

Lantas kenapa sekarang tiki taka seakan bukan lagi strategi yang jitu?

Jawabannya mungkin sekarang tim-tim di Eropa bermain lebih cepat dan cenderung lebih fisikal, jika kita melihat permainan Liverpool dimana mereka sempat mendominasi Eropa di tahun 2017 sampai 2020 dengan Gegenpressing mereka seakan menandai era baru dalam sepak bola.

Pemain-pemain di Eropa saat ini dituntut untuk bisa bermain dengan transisi yang cepat, sebisa mungkin menguasai bola kembali setelah direbut oleh musuh.

Permainan sepakbola sekarang mungkin tidak sekolektif dulu tetapi cenderung lebih efektif. Karena diera sekarang satu pemain saja bisa bermain di dua posisi bahkan lebih dalam satu pertandingan, ambil contoh di formasi Pep dan Arteta bagi Manchester City dan Arsenal bermain dengan Inverted Fullback dimana mereka yang berposisi sebagai bek sayap bisa bermain di tengah lapangan untuk membantu lini tengah.

Berbeda dengan tiki taka yang bermain umpan pendek dan mencari momentum untuk mencetak gol, sepakbola di era sekarang lebih menuju ke arah mencari momentum di situasi apapun karena semua pemain dituntut untuk bermain dengan level maksimal mereka.